Formalin dan Kegunaannya
Oleh : Sri Sumarmi
Formalin atau formaldehyde adalah suatu senyawa tak berwarna dan sangat mudah larut dalam air, dan pada suhu kamar dapat berupa gas yang mudah terbakar. Formaldehyde juga dikenal sebagai senyawa methanal, methylene oxide, oxymethylene, methylaldehyde dan oxomethan. Senyawa ini mudah sekali bereaksi dengan senyawa kimia lainnya.
Secara alamiah, tubuh manusia sebenarnya juga memproduksi formaldehyde tetapi dalam jumlah sangat kecil, sebagai hasil metabolisme. Sumber formaldehyde yang terbesar adalah berada di udara yaitu pada asap di lapisan atmosfir bawah, sebagai hasil pembakaran bahan bakar mesin kendaraan bermotor dan industri, serta asap rokok.
Formaldehyde banyak digunakan di dunia industri, seperti industri pupuk, kayu, kertas, lem, serta industri yang menghasilkan perlengkapan rumah tangga seperti kosmetik (terutama pada cat kuku/kutek dan pengeras kuku), antiseptik, produk perawatan sepatu (semir), dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan formaldehyde di rumah Sakit dan di Lembaga Pendidikan Kedokteran, untuk mengawetkan jaringan, atau organ tubuh serta mayat, sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Penggunaan formaldehyde di dalam makanan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan atau sebagai pengawet, sebenarnya sudah lama dilakukan, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain. Formaldehyde ini digunakan pada keju, makanan kering, ikan, serta mi. Di Indonesia senyawa ini juga digunakan pada mi basah, tahu, ikan maupun bakso. Namun dengan adanya hasil penemuan para ahli dari hasil penelitiannya, bahwa zat kimia formaldehyde yang dimasukkan dalam tubuh binatang dapat menyebabkan timbulnya sel-sel tumor dan kanker, maka para ahli menyimpulkan bahwa formaldehyde di dalam tubuh dapat bersifat karsinogenik. Oleh karena itu formaldehyde DILARANG digunakan sebagai bahan tambahan makanan (food additive).
Secara alamiah, tubuh manusia sebenarnya juga memproduksi formaldehyde tetapi dalam jumlah sangat kecil, sebagai hasil metabolisme. Sumber formaldehyde yang terbesar adalah berada di udara yaitu pada asap di lapisan atmosfir bawah, sebagai hasil pembakaran bahan bakar mesin kendaraan bermotor dan industri, serta asap rokok.
Formaldehyde banyak digunakan di dunia industri, seperti industri pupuk, kayu, kertas, lem, serta industri yang menghasilkan perlengkapan rumah tangga seperti kosmetik (terutama pada cat kuku/kutek dan pengeras kuku), antiseptik, produk perawatan sepatu (semir), dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan formaldehyde di rumah Sakit dan di Lembaga Pendidikan Kedokteran, untuk mengawetkan jaringan, atau organ tubuh serta mayat, sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Penggunaan formaldehyde di dalam makanan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan atau sebagai pengawet, sebenarnya sudah lama dilakukan, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain. Formaldehyde ini digunakan pada keju, makanan kering, ikan, serta mi. Di Indonesia senyawa ini juga digunakan pada mi basah, tahu, ikan maupun bakso. Namun dengan adanya hasil penemuan para ahli dari hasil penelitiannya, bahwa zat kimia formaldehyde yang dimasukkan dalam tubuh binatang dapat menyebabkan timbulnya sel-sel tumor dan kanker, maka para ahli menyimpulkan bahwa formaldehyde di dalam tubuh dapat bersifat karsinogenik. Oleh karena itu formaldehyde DILARANG digunakan sebagai bahan tambahan makanan (food additive).
Sebagian besar paparan formaldehyde berasal dari lingkungan, melalui udara, tetapi sebagian besar telah dipecah. Hasil pemecahan formaldehyde di udara diantaranya adalah asam fomat (formic acid) dan karbon monoksida (CO). Formaldehyde dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa jalur, yaitu melalui saluran pernafasan (menghirup udara), saluran pencernaan (makan dan minum), serta kontak langsung dengan kulit. Formaldehyde yang masuk melalui saluran pernafasan akan cepat diserap oleh paru-paru, jika tertelan akan segera diserap oleh mukosa usus, dan jika kontak langsung dengan kulit hanya diserap sebagian kecil. Setelah terserap oleh tubuh, formaldehyde akan segera dipecah, menjadi asam format dan karbon dioksida (CO2). Asam format akan dikeluarkan melalui urin, sedangkan CO2 akan dikeluarkan melalui pernafasan. Hasil pemecahan formaldehyde juga dapat masuk ke dalam jaringan atau sel dan terikat di dalam deoxyribonucleiic acid (DNA) atau diikat oleh protein di dalam tubuh, tetapi didak dapat disimpan di dalam jaringan lemak (adipose).